Langsung ke konten utama

Kehidupan: Perang Propaganda

        


  Dulu waktu kuliah, saya diajarkan salah satu mata kuliah yang sangat menarik. Mata kuliah apakah itu? Ya, Mata Kuliah Intelijen. Dosen intelijen saya kala itu cukup dapat dibilang berpenampilan nyentrik. Sebagai pembanding dan agar para pembaca dapat membayangkan, saya beri tau dulu bahwa saya adalah seorang mahasiswa di sebuah Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK) yang cukup memiliki prestige. Bisa dibayangkan kan bagaimana cara berpakaian mahasiswa dan dosen-dosennya. Mahasiswanya ada seragam yang sudah ada jadwalnya. Hmm, iya, masih seperti pada jaman SMA yaa. Pun begitu juga para dosen yang senantiasa memperhatikan seragam waktu mengajar yang sesuai dengan kode etik yang berlaku. Namun hal tersebut tidak berlaku untuk dosen mata kuliah intelijen. Alih-alih berpakaian rapi dengan kemeja, celana bahan, dan sepatu pantofel, dosen saya pada mata kuliah tersebut berpakaian layaknya anak tongkrongan. Kaos deus ex machina, celana jeans robek-robek (ripped jeans), dan dipadukan dengan alas kaki berupa sepatu adidas berkaus kaki semata kaki. Biasanya beliau meminta maaf sebelum memulai kelas. "Maaf ya, saya habis ada tugas". 

    Dosen intelijen saya merupakan pegawai aktif di salah satu instansi dimana saya bekerja sekarang. Betul, di jurusan saya banyak memanggil pegawai aktif untuk mengajar dan "sharing" kondisi terkini instansi tersebut. Selain gaya berpakaiannya saat mengajar, ada hal unik lain yaitu nama dari dosen tersebut. Saya kurang tau beliau memakai nama asli atau tidak, namun memang dosen-dosen terutama yang merupakan pegawai aktif dan sedang bertugas di seksi yang terdapat implementasi intelijennya namanya memang unik. Diantaranya yang masih saya ingat adalah Pak Goodman dan Bang John Billy. Saya sedikit yakin bahwa nama tersebut adalah nama asli, namun tetap saja di telinga saya terdengar unik dan tidak lazim. Pak Goodman ini bukan dosen intelijen sih, beliau lebih banyak mengajar mata kuliah penegakan hukum seingat saya. Nah untuk Bang John Billy ini dosen intelijen. 

    Sempat juga suatu ketika Bang Billy ini membawa temannya yang sama-sama intel untuk masuk kelas, namun bukan untuk mengajar, hanya duduk di bangku paling belakang dan mengamati semua mahasiswa mendengarkan pelajaran yang disampaikan Bang Billy. Dalam kuliah yang diberikannya, seingat saya Bang Billy pernah menceritakan penugasan temannya yang diminta untuk menggali informasi di sebuah gudang dikarenakan ada indikasi pelanggaran Undang-undang yang berlaku. Tebak bagaimana teman Bang Billy untuk mendapatkan informasi tersebut? Well, mungkin jawabannya tidak banyak terpikirkan oleh orang-orang yaitu membeli sebuah ijazah/surat kelulusan palsu atas pelatihan petugas keamanan dalam (PKD/Satpam) untuk kemudian dia apply di gudang yang menjadi target tersebut. Hasilnya juga seperti dugaan, dia berhasil mendapatkan informasi yang dia butuhkan dan diinginkan. 

    Pada dasarnya, tugas intelijen ini ada tiga. Tugas tersebut adalah penyelidikan, pengamanan, dan penggalangan. Tugas paling spesial menurut saya adalah tugas penggalangan. Hmm, apa tuh penggalangan? Mengutip dari sebuah jurnal yang ditulis oleh seorang taruna kepolisian, penggalangan intelijen adalah semua usaha dan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan atau mengubah suatu kondisi dalam masyarakat sehingga mencapai keadaan yang menguntungkan terhadap pelaksanaan misi yang sedang berjalan. Tugas penggalangan ini banyak macam dan sarananya. Dosen saya pernah menceritakan pada perang sekutu melawan nazi, sekutu yang di ambang kekalahan dengan jatuhnya Dunkirk ke tangan nazi. Namun intelijen Inggris dengan cerdik melakukan penggalangan. Mereka menemukan mayat tanpa identitas yang kebetulan banyak tersedia kala itu (namanya juga perang) kemudian mendandani mayat tersebut dengan seragam pejabat militer Inggris dan menyelipkan kertas yang berisi tentang rencana Inggris dan sekutu dengan judul "Serangan terakhir sekutu dengan sisa kekuatan yang ada ke kota Paris. Ini bisa jadi pertempuran terakhir kita" lengkap dengan peta dan terget yang jelas. Mayat tersebut kemudian di taruh di jalanan dimana nazi berkuasa penuh disana. Dengan mudah nazi menemukan mayat itu. Mengetahui ada mayat dengan pangkat jenderal militer Inggris dan sebuah rencana yang "bocor", nazi pun sangat bergembira karena menganggap ini dengan mendapatkan segala informasi itu, nazi akan segera memenangkan perang dengan sangat mudah. Semua tentara nazi pun dikirim ke Paris untuk melibas habis dan membunuh semua tentara Inggris yang akan datang. Namun yang terjadi adalah sebaliknya, pada tanggal "pertempuran terakhir" yang tertera pada surat di mayat tersebut. Sekutu malah menyerang wilayah-wilayah nazi yang telah ditinggalkan militer nazi ke Paris. Tentu sekutu dengan mudah mengalahkan dan mengambil alih pangkalan militer yang ditinggalkan nazi lengkap dengan fasilitas yang tersedia dengan membunuh semua tentara nazi tersisa di tempat tersebut yang jumlahnya sangat sedikit. Dengan kondisi tersebut nazi pun malah menjadi terdesak dan akhirnya kalah.


    Selain dengan cara seperti tadi, pada kondisi damai, penggalangan dilakukan dengan doktrin, dogma, dan propaganda. Doktrin merupakan bentuk tindakan mengharuskan atau memaksakan bahwa suatu kasus harus diyakini dan dibenarkan seperti apa yang disampaikan. Contoh dari doktrin ini adalah penanaman paham bahwa ideologi terbaik untuk NKRI adalah Pancasila. Dengan doktrin yang diberikan sejak masih kecil, tentu besar harapan bahwa semua bangsa Indonesia bangga dengan Pancasila yang kita miliki bersama-sama. Pun juga sebaliknya, di "bawah tanah" sampai sekarang ini saya yakin bahwa masih ada sekelompok orang yang menganggap pancasila itu belum sempurna dan ingin menyebarkan ideologi lain dengan doktrinnya sendiri di bawah tanah. Ideologi yang saya maksud adalah "sayap kiri" atau orang-orang yang mendukung sosialisme dan komunisme. Salah satunya menurut pengamatan saya adalah kaum Anarko-Komunisme yang merupakan suatu bentuk dari anarkisme yang mengajarkan penghapusan negara (atau institusi kenegaraan) dan paham kapitalisme. Kelompok ini sangat sering muncul dalam demo-demo buruh dan di dominasi oleh mahasiswa yang telah terdoktrin sebelumnya. Biasanya kaum ini meneriakkan kata: "Kapitalisme? Lawan! Lawan! Lawan dan hancurkan!". Kaum tersebut tentu selalu berada pada sisi oposisi pemerintah, tidak peduli siapapun yang memimpin.

    Dogma adalah suatu keyakinan terhadap sesuatu yang tidak boleh diubah oleh adanya akal rasio atau pendapat/ide-ide manusia. Contoh dogma yang paling dekat adalah agama. Terdapat batas-batas yang jika seseorang diluar agama tersebut akan menganggapnya tidak rasional, namun bagi pemeluk agama tersebut, paham yang diberikan tidak akan dapat diubah oleh adanya pendapat manusia. Seperti pada agama Abrahamik (Islam, Kristiani, dan Yahudi) yang sangat mengimani bahwa dahulu terdapat seorang manusia super yang dapat membelah laut hanya dengan memukulkan tongkatnya ke air. Tentu, jika dipikirkan kembali dengan nalar jaman sekarang, hal tersebut sangat tidak masuk akal. Namun dengan dogma yang diberikan secara turun temurun, penganut agama Abrahamik mengimani dengan penuh cerita yang diberikan tersebut.  


   

    Propaganda adalah rangkaian pesan yang bertujuan untuk memengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat atau sekelompok orang. Diantara kegita teknik tadi, propaganda adalah yang paling sering dilakukan karena membutuhkan waktu yang relatif singkat. Contohnya ketika ada suatu proyek, misalnya jalan tol yang melewati sebuah desa, maka orang yang terlibat dalam proyek tersebut akan membuat narasi bahwa jalan tol akan berdampak sangat positif bagi masyarakat luas, kemudian narasi tersebut akan dimuat di koran-koran, televisi, dan semua media untuk mempengaruhi masyarakat. Dengan hal tersebut tentu masyarakat yang sangat sering menerima informasi tersebut akan mendukung penuh proyek tersebut. Selanjutnya ada propaganda politik devide et impera yang dilakukan oleh Belanda kala itu yang dapat membuat kerajaan di nusantasa saling membenci dan Belanda dengan mudah mengeruk hasil kekayaan alam nusantara kala itu. Contoh lain dari propaganda yang paling mudah dan dekat dengan kita adalah persaingan politik. Tentu kita ingat pada pemilu kemarin terdapat dua hashtag yang saling berlawanan, #2019GantiPresiden dan #Jokowi2Periode. Betul, itu merupakan contoh propaganda. 


    Loh, berarti intelijen masuk pada setiap sendi kehidupan kita dong? Ya, iya. Kegiatan intelijen dapat dilakukan oleh siapa saja dan organisasi mana saja. Hal tersebut bisa berdampak positif dan negatif. Contohnya seorang Imam, Mubaligh, Pastor, atau Pandita yang memberikan dogma agama masing-masing, ini adalah hal yang sangat baik untuk kita karena dengan adanya dogma tersebut kita akan menjadi manusia yang "benar" dan bisa membedakan yang baik dan buruk. Kita juga akan hati-hati dalam berbuat karena dogma terkait adanya dosa dan hukumannya sesuai dengan masing-masing agama. Doktrin pancasila juga baik, karena dapat mempersatukan bangsa Indonesia yang sangat prural ini. Contoh yang dapat merugikan adalah doktrin terkait radikalisme yang dapat membuat kita menjadi membenci sesama atau doktrin golongan "kiri" yang dapat membuat kita menjadi Anti Pancasila dan Anti-NKRI. 

    Propaganda juga sering dilakukan oleh organisasi. Contohnya adalah penggunaan tagline masing masing instansi seperti Pegadaian: Mengatasi Masalah Tanpa Masalah, Yamaha: Semakin di Depan dan tagline-tagline lain yang secara sadar atau tidak akan mempengaruhi cara pikir dan cara pandang kita tentang produk dan kredibilitas organisasi tersebut. Propaganda juga terjadi pada setiap kegiatan bersosialisasi manusia. Pada lingkungan tetangga misalnya, omongan anda dapat mempengaruhi pemikiran tetangga/orang yang anda kenal tentang apapun. Apalagi gosip yang dilakukan oleh ibu-ibu rumpi, ketika yang pandai berbicara ada masalah dengan tetangga lain, ibu-ibu tersebut akan dengan mudah mempengaruhi cara pandang ibu-ibu lain terhadap tetangga yang sedang berselisih tadi hanya dengan omongan. Pasar juga tidak luput dari propaganda, sering kita jumpai kata-kata "beli dua gratis satu" yang dengan kata-kata tersebut akan mempengaruhi cara pikir kita terkait produk tersebut. Tidak jarang hanya dengan kata-kata semacam itu secara sadar atau tidak kita akan membeli dua barang sekaligus walaupun sebenarnya kita hanya butuh satu barang saja.

    Pada akhir tulisan ini, saya akan menyampaikan apa yang dosen saya sampaikan juga. Ini adalah part yang sangat penting. Pesannya adalah: "Trust Nobody" atau  "jangan mudah percaya pada orang". Tidak semua orang mengatakan hal yang benar. Termasuk: saya. Pada tulisan ini. Saya mengarang beberapa part dan saya yakin jika pembaca membaca dari awal sampai akhir sebelum paragraf ini, saya sudah dapat mempengaruhi beberapa cara pikir pembaca. Walaupun sedikit.

    Sebagai penutup, saya ucapkan terimakasih kepada pembaca yang telah mampir. Saya doakan agar pembaca senantiasa sehat dan bahagia. Aamiin. 



-Trust Nobody. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semoga Tersemogakan

Saya akan menyelesaikan apa yang telah saya mulai dengan segala risiko yang akan saya terima. Itu adalah motto saya ketika saya berposisi sebagai seorang pejuang kursi kampus dan karena itu saya senantiasa belajar semaksimal mungkin demi mendapatkan kampus impian. Alhamdulillah saya lolos dalam SNMPTN di Fakultas Pertanian Program Studi S1 Agroteknologi Universitas Sebelas Maret. Selain itu saya juga berhasil lolos SIPENMARU Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta. Namun bukan dua kampus tersebut yang menjadi dasar motto saya diatas karena kedua kampus itu menerima saya tanpa melalui tes sama sekali. Pada saat saya membuat motto diatas, saya adalah pejuang kursi di Politeknik Keuangan Negara STAN. Jujur saja, awalnya saya tidak tertarik sama sekali dengan kampus yang satu ini. Namun, pada awal tahun 2017 ada sosialisai mahasiswa PKN STAN Klaten di sekolah saya. Saya ingat betul, awal mula yang membuat saya tertarik mengenai kampus ini adalah ada dua mahasiswa jurusan kepabeanan

Belum ada judul

Semalam hujan, aku rindu. Tidak seperti di kota kelahiranku, Disini matahari terbit malu-malu. Bukan semburat jingga yang menyapaku. Namun hamparan luas lazuardi tanpa ini itu, Seketika memenuhi cakrawala tanah rantau. Aku rindu. Bintaro, 19 Oktober 2018